dulu saya..... sekarang tidak lagi
Oktober 29, 2013
dulu saya takut gelap, sekarang tidak lagi, sejak saya tahu di kegelapan malam saya bisa lebih jelas melihat terangnya bintang-bintang
dulu saya tidak bisa tidur jika tidak di kamar saya sendiri, sekarang tidak lagi, sejak saya tahu betapa berharganya waktu untuk tidur dimanapun saya berada walaupun hanya 5 menit yang berkualitas
dulu saya tidak suka makanan selain makanan di rumah, sekarang tidak lagi, sejak 8 tahun terakhir saya habiskan kegiatan-kegiatan saya di luar rumah
dulu saya tidak suka dibantah, sekarang tidak lagi, sejak saya sadar tidak perlu memaksakan sudut pandang dari kacamata saya terhadap orang lain
dulu saya tidak suka diberi hadiah selain boneka beruang, sekarang tidak lagi, sejak saya tahu saya lebih menyukai cerita-cerita di balik buku daripada dakron dibalik boneka beruang unyu-unyu
dulu saya tidak menyukai fiksi, sekarang tidak lagi, sejak saya merasa hidup saya sudah terlalu nyata untuk saya habiskan dengan membaca kisah-kisah nyata
dulu saya tidak menyukai jalan-jalan sendiri, sekarang tidak lagi, sejak saya menemukan kenyamanan untuk menentukan kapan dan akan dibawa kemana diri saya tanpa dibawah pengaruh orang lain
dulu saya tidak menyukai bau obat, sekarang tidak lagi, sejak 5 hari dalam seminggu yang saya hadapi adalah obat-obatan dan baunya sudah seperti parfum edisi terbatas yang menempel di badan seharian
dulu saya tidak menyukai kopi, sekarang tidak lagi, sejak saya jalani masalah-masalah di hidup saya yang pahitnya belum seberapa dibandingkan rasa kopi yang masih bisa ditambahkan pemanis dari gula atau susu
dulu saya tidak menyukai biru, sekarang tidak lagi, sejak saya melihat
kelangit siang ketika yang ada hanya awan dan ternyata serba putih tidak
seindah bila diselingi biru dan pelangi tidak menjadi mejikuhibiniu tanpa biru
dulu saya tidak menyukai suara gitar, sekarang tidak lagi, sejak hanya dengan dawai-dawai gitar suara pas-pasan saya dapat tertutupi dan sebagian suara hati saya dapat terwakili
dulu saya tidak menyukai menulis, sekarang tidak lagi, sejak saya rasa menulis sesungguhnya seperti bermain gitar yang diperlukan adalah menyelaraskan tangan dengan suara-suara di dalam kepala dan hati
0 komentar