titik nol dan rangka layang-layang
Juni 12, 2013dari Titik Nol (Agustinus Wibowo) halaman 423-424 :
"Hidup itu adalah sebilah cermin. Dunia di matamu sesungguhnya adalah cerminan dari hatimu sendiri. Caramu memandang dunia adalah caramu memandang diri. Jika dunia penuh kebencian dan musuh ada dimana - mana, sesungguhnya itu adalah produk dari hatimu yang dibalut kebencian. Jika kau kira dunia penuh dengan orang egois, itu tak lain adalah bayangan dari egoisme egomu sendiri. Dunia yang muram berasal dari hati yang muram. Sedangkan kalau dunia di matamu selalu tersenyum ramah, berterima kasihlah pada hatimu yang diliputi cinta. Ada aksi pasti ada reaksi. Ada perbuatan pasti ada balasan. Semua itu simetris"
Yap betul, simetris. Kaya rangka layang-layang. Ga simetris ga seimbang, layang-layang bukan jadi layang-layang. Hidup juga gitu, harus balance. Terutama menjaga keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal...
"Hidup itu adalah sebilah cermin. Dunia di matamu sesungguhnya adalah cerminan dari hatimu sendiri. Caramu memandang dunia adalah caramu memandang diri. Jika dunia penuh kebencian dan musuh ada dimana - mana, sesungguhnya itu adalah produk dari hatimu yang dibalut kebencian. Jika kau kira dunia penuh dengan orang egois, itu tak lain adalah bayangan dari egoisme egomu sendiri. Dunia yang muram berasal dari hati yang muram. Sedangkan kalau dunia di matamu selalu tersenyum ramah, berterima kasihlah pada hatimu yang diliputi cinta. Ada aksi pasti ada reaksi. Ada perbuatan pasti ada balasan. Semua itu simetris"
Yap betul, simetris. Kaya rangka layang-layang. Ga simetris ga seimbang, layang-layang bukan jadi layang-layang. Hidup juga gitu, harus balance. Terutama menjaga keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal...
0 komentar